
MALANGTODAY.NET – Nuansa toleransi antar umat lintas agama terus menggaung dari Kota Batu. Seperti tampak pada giat lintas umat beragama di Gereja Katolik Paroki Gembala Baik, Sabtu (16/12).
Tampak puluhan warga baik tua muda bersatu melakukan pengecatan terhadap tembok depan gereja. Sebelumnya, tembok rumah ibadah yang berada di Jalan Ridwan Kelurahan Ngaglik Kota Batu ini dipenuhi dengan coretan-coretan cat pylox (vandalisme).
Oleh sebab itu, Orang Muda Katolik St. Simon Stock menggandeng Gusdurian Kota Batu menggagas giat bertajuk ‘Save The Wall’ dengan gerakan ‘nge-cat’ bareng tembok rumah ibadah ini.
Pimpinan Gereja Katolik Paroki Gembala Baik, Romo Bernard Teguh O. Charm menuturkan bahwa giat ini sekaligus dalam rangka hari pembersihan menjelang Natal.
Selain membersihkan diri sendiri dari perangai buruk, lanjut Romo, juga sebaiknya dibarengi dengan membersihkan hal di luar disekitar kita.
“Ini yang mendorong kami menginisiasi gerakan ini dengan mengajak anak-anak muda. Ini merupakan momen yang baik menjelang hari raya kami untuk membersihkan diri,” terangnya saat ditemui.
Ke depan, ia berharap agar agenda serupa tidak berhenti disini. “Rencananya nanti kita juga akan saling bergiliran menyambangi tempat-tempat ibadah lain,” tukasnya.
Koordinator Pelaksana Gusdurian, R.T Sudarno Hadipuro mengatakan selain giat ditujukan untuk membersihkan tindak vandalisme, juga merupakan upaya meningkatkan kesadaran toleransi antar umat beragama di Kota Batu.
“Jadi upaya membersihkan vandalisme di sekitar tembok gereja ini diwakili seluruh elemen masyarakat lintas agama di Kota Batu ,” ungkapnya kepada MalangTODAY saat ditemui.
Dikatakan Sudarno, ini merupakan aksi Save The Wall kedua. Aksi serupa yang pertama ini dilakukan di tembok Klenteng Kwan Im Tong beberapa waktu lalu.
Terkait vandalisme, menurut Sudarno, memang dari hari ke hari mulai semakin meresahkan. Sebagai kota wisata, vandalisme bisa membangun image yang buruk.
“Adanya gerakan ini mencerminkan 9 nilai utama Gusdur yang kami pegang teguh. Agar lebih baik ekspresi seni ini diaktualisasikan di tempat yang lebih tepat, tidak sembarangan seperti ini,” tukasnya.
Hal senada diungkapkan perwakilan Orang Muda Katolik, Caecilia Binanda Rucitra H. Perempuan berumur 21 tahun ini mengaku terkesan dengan agenda kegiatan ini.
Ia berharap agar tidak ada lagi oknum-oknum tak bertanggungjawab yang melakukan vandalisme. “Ya memang itu adalah ekspresi seni, tapi kan tempatnya gak sesuai. Malah merugikan keindahan lingkungan sekitar,” pungkasnya.
The post Umat Lintas Agama Kota Batu Bebaskan Tembok Gereja dari Vandalisme appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2kyWVqV
0 comments:
Post a Comment