
MALANGTODAY.NET – Kongres Kebudayaan Indonesia telah usai digelar kemarin (9/12/2018). Kali ini bahasan kongres fokus pada strategi kebudayaan. Strategi kebudayaan ini akan disusun menjadi Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK). RIPK merupakan acuan pemerintah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Untuk mewujudkannya, pemerintah akan menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 500 M untuk 300 kota dan kabupaten di 31 provinsi.
Salah satu peserta kongres, Ida Ayu Wahyuni selaku Ketua Delegasi Kongres dari Kota Malang menyatakan ia belum mengetahui berapa kuota yang diberikan untuk Kota Malang.
“Total angka yang disiapkan pemerintah sebesar Rp 500 M. Cuma kita (Kota Malang) belum tahu nantinya akan mendapatkan kuota berapa, kita menunggu teknisnya dulu,” tutur Ida.
Dalam perumusan strategi pemajuan kebudayaan ini, ada tujuh isu yang dibahas. Salah satunya mengenai praktik pemikiran kebudayaan yang menghadapi tantangan, baik akibat globalisasi, maupun pembenturan kebudayaan dengan agama.
Praktik pemikiran kebudayaan tersebut memiliki kaitan dengan intoleransi dan konservatisme yang ada dalam masyarakat Indonesia sekarang. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Jokowi dalam sambutannya.
“Kontestasi tanpa diikuti dan diimbangi tolerasi, akan memproduk banyak ujaran kebencian dan sikap intoleransi. Harus didorong panggung toleransi dalam berinteraksi, dan kebudayaan memainkan peran penting,” ujar Jokowi.
Menurut Mendikbud Muhadjir Effendi, kedua sikap ini bisa membahayakan. Sebab intoleransi bukanlah budaya Indonesia.
“Semakin ke sini, kita (bangsa Indonesia) makin tercerabut dari budayanya. Ini bahaya dan tidak boleh dibiarkan,” ungkap Muhajir Effendi.
Sebagai solusinya, masyarakat harus memahami sendiri perbedaan yang ada di sekitarnya.
“Sifatnya saling belajar, saling mengenal, saling tahu sudut pandang orang yang berbeda, berusaha memahami, empati, sehingga kemudian toleransi akan muncul dari pemahaman, bukan karena doktrin,” ungkapnya Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid.
Dengan begitu, masyarakat bisa lebih terbuka akan kebudayaan baru. Mencerna terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak hadirnya suatu kebudayaan.
“Yang kita perlu lakukan sebelumnya di pemerintahan itu (adalah) memperkuat daya cerna kebudayaan orang, sehingga dia bisa menerima apapun yang dia lihat tanpa buru-buru kemudian mengambil sikap menolak,” pungkas Hilmar.
Reporter: Jazilatul Humda
Editor : Almira Sifa
The post Hadapi Intoleransi, Pemerintah Siap Gelontorkan 500 Miliar appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2L5jpwN
0 comments:
Post a Comment