
MALANGTODAY.NET – Setelah empat tahun tak diadakan, Malang Tempo Doeloe (MTD) kembali digelar pada pertengahan November 2017. Sebuah gelaran jadul yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Malang Raya itu, sengaja dibuat sebagai obat rindu.
Penggagas Malang Tempo Doeloe, Dwi Cahyono menyampaikan, MTD kali ini tidak akan dibuat besar-besaran seperti tahun sebelumnya.
Karena jika dulu MTD digelar di sepanjang area kawasan Idjen Boulevard, maka dalam festival yang akan dilaksanakan pada 13 November mendatang, MTD hanya akan digelar di kawasan Simpang Balapan sampai depan Gereja Ijen saja.
“Ini hanya untuk mengobati rindu masyarakat, kita lihat animonya nanti. Jika memang bagus dan konsisten mempertahankan konsep, artinya masyarakat memang membutuhkan MTD,” katanya pada wartawan belum lama ini.
Lebih lanjut dia menegaskan, MTD bukan sekedar festival obat rindu saja. Melainkan di dalamnya mengusung konsep tersendiri, utamanya dalam menjaga kelestarian budaya dan peninggalan sejarah yang ada di Kota Malang.
Itu sebabnya, tambah Dwi, sejak awal digelar tahun 2006 lalu, Malang Tempo Doeloe selalu digelar di daerah Idjen Boulevard. Karena kawasan tersebut merupakan satu-satunya kawasan tempo dulu yang sampai saat ini dapat bertahan. Meskipun ada beberapa bangunan yang memang sudah mengalami perubahan.
“Sekarang, bangunan cagar budaya kita hanya tinggal 30 persen saja, harus dijaga,” terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Malang itu.
Konsep pembelajaran mengenang masa lalu Kota Malang dan Malang Raya, pada umumnya memang menjadi sebuah keharusan. Dengan festival MTD yang akan kembali digelar ini, ia pun berharap agar komitmen dan konsep yang dibuat dapat dijaga dan tersampaikan kepada para pengunjung.
“Konsepnya harus dijaga, jangan sampai Pedagang Kaki Lima (PKL) bisa masuk seperti tahun sebelumnya. MTD bukan sekedar pasar minggu,” ceritanya lagi.
Para pengunjung yang hendak meramaikan MTD pun, diharapkan dapat masuk dengan menggunakan atribut atau baju tempo dulu.
Meskipun bukan kostum lengkap, setidaknya ada satu aksen yang bisa mewakili. Sehingga esensi dari festival Malang Tempo Doeloe dapat lebih mengena.
“Terlebih saat ini MTD sebenarnya sudah banyak ditiru oleh banyak kota di seluruh Indonesia. Maka, kita perlu mengembalikan roh MTD seperti awal dibuat dulu, kental dengan kejadulannya,” tambahnya.
Dalam momen tersebut, pesan dan pembelajaran lain yang ingin disampaikan menurutnya adalah perjuangan arek-arek Malang dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Di mana saat itu ada sebuah peristiwa besar, yaitu Malang Bumi Hangus.
“Karena momennya bareng dengan Hari Pahlawan,” urai Dwi.
Dia menilai, masyarakat harus lebih memahami jika peristiwa Hari Pahlawan tak hanya melulu perobekan bendera yang terjadi di Surabaya. Beberapa daerah pendukung lain, seperti Malang salah satunya juga memiliki peran penting.
Karena saat itu, tambahnya, ada ribuan bangunan di Malang yang dihanguskan. Pengorbanan luar biasa dari pahlawan, ingin kembali dimunculkan dan masyarakat luas lebih mengetahuinya lagi.
“Konsep pendidikan itu yang ingin kami sampaikan. Termasuk juga nanti tentang sejarah hari jadi Kota Malang,” pungkasnya. (Pit/Ans)
The post Malang Tempo Doeloe Hadir Lagi! Wajib Berpakaian Jadul, Ker! appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2ziHP2d
0 comments:
Post a Comment