
MALANGTODAY.NET – Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) sekaligus Penanggung Jawab Computer Based Test (CBT) Nasional, Tri Hanggono Achmad menjamin pelaksanaan SBMPTN berbasis komputer (CBT) aman dari serangan malware ransomware jenis wannacry.
“Basic virus masuk ke windows, sedangkan kita menggunakan linux, jadi aman,” ujar Tri di Kampus Institut Teknologi Bandung, Selasa (16/5).
Tri menuturkan, dalam pelaksanaan SBMPTN 2017 pihaknya menggunakan pola ujian offline dan hanya tersambung dalam jaringan Lokal Area Network (LAN). Sehingga aman dari serangan malware yang telah menyerang komputer lebih dari 100 negara.
“Tidak online, membuat hal itu (serangan malware) tidak akan terjadi,” katanya.
Untuk itu, ia meminta seluruh pihak untuk tetap tenang serta tidak khawatir akan diretasnya data ujian SBMPTN. Selain itu, kepada para peserta untuk tetap fokus dalam mengisi soal ujian dan tidak terpengaruh. “Aman, tidak akan terganggu (malware) wannacry,” katanya.
Sementara itu, peserta yang mengikuti ujian berbasis komputer atau CBT di Panlok 34 Bandung sendiri berjumlah 2.455 orang dan terbagi dalam dua sub Panlok. Untuk di sub Panlok Bandung berjumlah 2.355 peserta, dan di sub Panlok Tasikmalaya berjumlah 100 orang.
Kepala Laboratorium Infrastruktur dan Keamanan Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Bekti Cahyo Hidayanto mengatakan penyebaran virus Ransomware Wannacry tidak akan mempengaruhi SBMPTN.
Bekti mengatakan SBMPTN berbasis komputer dipastikan tidak terganggu secara signifikan dengan maraknya penyebaran virus Ransomware Wannacry karena virus tersebut menyerang sistem operasi Windows.
“Sementara untuk SBMPTN berbasis komputer servernya menggunakan sistem operasi di luar Windows. Jadi server artinya aman. Data-data kami juga aman,” kata dia.
Dia menambahkan, dari sisi komputer client yang dipakai peserta memang menggunakan Windows. Tetapi programnya bakal di’injek’ dari program server. Dengan cara itu semua komputer client dijalankan dan peserta tinggal menggunakan saja.
Kalaupun ada komputer peserta yang terkena Ransomware, kata Bekti, hanya data-data di komputer tersebut yang dienkripsi oleh Ransomware. Tapi, itu tidak ada hubungannya dengan aplikasi SBMPTN berbasis komputer.
“Virus Ransomware kan mengenkripsi data-data yang sudah ada di komputer Windows. Sedangkan data-data kami tidak akan disimpan di Windows itu. Komputer peserta kena, ya kena,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, Ransomware hanya mengenkripsi file tertentu dengan ekstensi tertentu. “Sementara, ekstensi exe yang digunakan dalam SBMPTN CBT tidak bisa diserang. Jadi, tidak berpengaruh,” katanya.
Dari sisi jaringan, mungkin terkena pengaruh bila Ransomware massif terjadi di jaringan sekolah atau kampus yang dijadikan tempat ujian. Akan tetapi dalam pengerjaan soal berbasis komputer, peserta tidak selalu akses jaringan selama dua jam.
“Secara sistem batch akan meng-‘upload’ jawaban peserta ke server. Dan server ini berada di sekitar tempat ujian. Jadi, tidak menggunakan jaringan umum. Virus ini tidak terlalu signifikan,” katanya.
Bekti mengungkapkan, pada dasarnya virus ini dibuat tidak untuk menyerang SBMPTN CBT. Ini lebih kepada efek saja terhadap pelaksanaan ujian tersebut. “Kalau berniat menyerang SBMPTN, bentuknya tidak begitu,” ucapnya.
Saat disinggung adanya komputer yang terkena virus ketika pelaksanaan SBMPTN CBT berlangsung, Bekti menyebut tidak akan mengganggu peserta. Tampilannya tidak terlihat karena menjadi “background” sistem aplikasi CBT.
“Istilahnya, kita hanya meminjam tampilan, monitor dan ‘procesor komputer client’. Yang semuanya berada di sistem server kita,” katanya.
The post Jangan Khawatir! SBMPTN Dipastikan Bebas Serangan Ransomware appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2pQYykn
0 comments:
Post a Comment