
MALANGTODAY.NET – Sudah 25 tahun petani bawang putih meninggalkan usahanya. Varietas lokal dari Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Tawangmau, Cirebon dan lainnya sudah sulit ditemukan. Plasma nutfah asli Indonesia telah hilang ditelan keadaan.
Hampir 30 tahun bumbu masak bawang putih tergantung dengan import dari China. Para petani sudah kalah berkompetisi dari kwalitas dan produktifitas serta sarana pestisida. Saat ini Indonesia telah menghabiskan 400.000 ton bawang putih import.
Pada 2016 terjadi panen bawang putih yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman seluas 304 ha dengan produksi rata-rata 14 ton/ha di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Kalau dikonversi panenan bawang putih hanya 3-4% dari kebutuhan Nasional.
Saat itu, Mentan dengan bangga berkata 2-3 tahun Indonesia akan swasembada bawang putih tanpa berpikir bahwa topografi ideal untuk menanam bawang putih diperlukan kekhususan yaitu temperatur. Tanpa suhu dingin para ahli menyatakan bahwa bawang putih tidak bisa berumbi secara maksimal.
Apakah Mentan tidak pernah berfikir seperti kedelai? Dari dulu kita mecanangkan swasembada kedelai akan tetapi hingga saat ini yang dijumpai di setiap pasar di Indonesia hanya kedelai import.
Ketergantungan impor bawang putih sudah dikendalikan oleh para kartel yang disinyalir hanya berjumlah puluhan. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun ‘berteriak-teriak’ mengancam para importir bawang putih yang terbukti melakukan penimbunan komoditas tersebut bakal dijatuhi sanksi.
“Terbukti menahan komoditas tersebut dengan harapan bisa dijual saat harga tinggi, maka barangnya akan disegel,” ancamnya saat berkunjung ke PT Pura Group Kudus, Sabtu (13/5).
Enggartiasto pun menjanjikan importir yang menjual bawangnya lebih awal dengan harga murah akan mendapatkan prioritas memperoleh izin impor. Harapannya agar barang dapat segera beredar di pasaran.
Tata niaga kata Enggartiasto, juga akan ditandatanganinya sehingga impor sekarang harus mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian dan izin dari Kementerian Perdagangan. Berbagai jurus dikeluarkan guna menstabilkan pasar yang terus panik, apalagi dengan kehadiran Ramadan yang tidak lama lagi.
“Saat ini, ada 18 kontainer bawang putih impor yang masuk dan secara bertahap juga akan bertambah,” aku Enggartiasto. Hingga akhir Mei 2017 stok bawang putih, katanya mencapai 8.000-an ton.
Dalam rangka memantau stok barang di lapangan, seluruh agen, distributor hingga sub distributor harus terdaftar sehingga keberadaan gudang dan posisi stok harus dilaporkan. Jika ada yang tidak melaporkan, ancaman sanksinya hingga pencabutan izin impor.
Kata Mendag, negara China juga akan panen raya bawang putih dalam waktu dekat, sehingga harga jual bawang putih di Tanah Air diperkirakan akan turun.
Nyata semakin membuktikan bahwa kebutuhan bawang putih negeri ini sangat tergantung negara lain. Rasanya sangat berat untuk bisa mengklaim negeri ini swasembada bawang putih.
The post Mimpi Mentan Swasembada Bawang Putih appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2qifG4h
0 comments:
Post a Comment