
MALANGTODAY.NET – Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Malang, Raymond Valiant Ruritan menjelaskan perikanan intensif -memakai jaring apung dan keramba- di semua Bendungan Sungai Brantas dibawah pengelolaan PJT I salah satunya waduk Selorejo dapat merusak kualitas perairan waduk.
“Kualitas air akan semakin rusak karena sisa pakannya ini yang menjadi bahan perusak, jadi polutan, jadi pencemar,” kata Raymond dalam konferensi pers, Jumat (22/9).
Melihat akibat yang ditimbulkan dari penambakan ikan tersebut, Raymond menegaskan bahwa pihak PJT I Malang tidak mengizinkan untuk dilakukannya kegiatan perikanan khususnya yang menggunakan jaring.
“Itu sebabnya semua waduk tidak diizinkan perikanan intensif dengan jaring apung ataupun keramba,” katanya menegaskan.
Sumber pencemaran sendiri tuturnya berasal dari pakan ikan serta pupuk yang diberikan oleh masyarakat, guna pengembangbiakan ikan yang ditangkarkan tersebut.
“Kalau tujuannya untuk penggemukan ikan, jelas jaring apung atau keramba diberi pakan ikan dan pupuk, (sehingga) munculah eceng gondok,” timpalnya lagi.
Alasan dilakukannya penambakan ikan tersebut menurutnya dipicu oleh faktor sosial ekonomi yang telah berkembang di masyarakat.
“Dari data kami, sudah sejak 2005-2006, tapi semakin intensif dilakukan 3 tahun belakang ini, karena secara ekonomi sangat menguntungkan,” ucapnya.
Salah satu hal yang menjadi kendala dalam penertiban perikanan intensif adalah tidak ada aturan formal atau payung hukum yang kuat sehingga PJT I tidak bisa leluasa dalam melarang atau menertibkan masyarakat.
“Kami lagi berusaha, tapi terus terang saja untuk aturan hukum yang kuat yang dapat kami jadikan tameng masih belum ada, hanya sebatas aturan menteri,” tuturnya.(sem/zuk)
The post Dirut PJT I Malang Beber Dampak Negatif Perikanan Intensif appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2xWYoR3
0 comments:
Post a Comment