
MALANGTODAY.NET – Payung muto, atau yang kini lebih kita kenal sebagai payung kertas rasanya sudah sering banyak kita temui ya guys. Karena keindahannya, payung yang satu ini sangat banyak ditemui dibeberapa pameran. Tak jarang, payung jadul yang sering digunakan model tahun 60 an ini juga sering mewakili kota pendidikan untuk beragam pameran.
Kiprahnya yang mendunia, tentu membuat kita penasaran ya. Siapa saja orang-orang dibalik kecantikan payung kertas itu. Di Kota Malang, ada seorang maestro payung kertas yang sampai sekarang tak bosan membuat karya yang cantik dan beraneka ragam warna itu.
Namanya mbah Rasimun, pria berusia 90 tahun yang sejak sebelum Indonesia merdeka sudah bergelut dengan kerajinan payung muto. Warga Jalan Laksamana Adi Sucipto Gang Taruna 3, RT 04, RW 03, Kelurahan Pandanwangi ini baru saja mengukir prestasi baru untuk Kota Malang.
Karena mbah Rasimun baru saja mendapat penghargaan dari Sri Paduka Mangkunagoro IX Kasunanan Surakarta dan Mataya atas dedikasinya yang sangat tinggi dalam melestarikan seni dan budaya Indonesia dalam hal ini pembuatan payung kertas. Atas penghargaan itu Mbah Rasimun kini menjadi maestro seni payung Indonesia.
Kabar penghargaan dari pihak Kasunanan Surakarta dan Mataya diterima langsung oleh putra Mbah Rasimun, Rusikin (38) serta Yuyun Sulastri dari Karya Bumi Ngalam (Kabunga) yang selama ini membantu pengembangan karya sang maestro.
Kabar itu langsung diapresiasi dan Mbah Rasimun terbang ke Surakarta untuk langsung menerima penghargaan tersebut. Bahkan, di Surakarta Mbah Rasimun juga sempat menunjukkan bagaimana kelihaiannya mengukir payung kertas di depan para khalayak.
Rusikin sang putra mengaku sangat bangga atas penghargaan yang diperoleh ayahnya. Ia menceritakan Mbah Rasimun sudah membuat payung kertas sejak tahun 1945 dan konsisten hingga hari ini. Awalnya, payung kertas hasil kreasi Mbah Rasimun ini dijual di beberapa lokasi, namun atas keteguhannya terus berkreasi payung buatan Mbah Rasimun kini bisa tembus pasar internasional.
“Tentunya kami dari keluarga sangat berbangga Mbah Rasimun, bapak saya bisa mendapatkan penghargaan, dari Sri Paduka Mangkunagoro IX,” kata Rusikin.
Ia menambahkan, kesuksesan Mbah Rasimun mengangkat Kota Malang di level nasional hingga internasional melalui seni payung kertas memberikan motivasi tersendiri bagi warga sekitar untuk berkreasi mengembangkan seni pembuatan payung. Warga bersama dengan tokoh masyarakat kini sedang aktif berdiskusi untuk mengembangkan Kampung Payung sebagai destinasi wisata Kota Malang.
“Warga dan Pak RW akan berembug dan rapat bagaimana nantinya pengembangan untuk Kampung Payung di lokasi Mbah Rasimun tinggal ini,” ujar Rasikin.
Terpisah, Yuyun dari Karya Bunga Ngalam yang selama ini membantu pengembangan karya Mbah Rasimun mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan kolaborasi payung kertas buatan Mbah Rasimun dengan lukisan Topeng Malang. Karya itu akan dinamakan “Payung Ngepot” dimana kata Ngepot sendiri merupakan bahasa ‘walikkan’ dari Topeng.
“Kami akan bekerjasama dengan seni lukis topeng di Desaku Menanti, sehingga kolaborasi ini diharapkan menjadi hal yang sangat positif mendatang,” kata Yuyun.
Ia menjelaskan, kolaborasi serupa sebenarnya sudah dilakukan Kabunga. Waktu itu payung kertas hasil kreasi Mbah Rasimun dikombinasi dengan lukisan para pelukis ternama Kota Malang. Hasilnya, Payung Kertas itu laris manis di pasaran hingga dipesan wisatawan dari Jepang, Perancis dan bahkan dalam waktu dekat Mbah Rasimun diundang ke Thailand.
“Kita bangga memiliki maestro seni payung kertas asal Kota Malang. Dan yang positif, setelah Mbah Rasimun mendapat penghargaan warga sekitar semangat untuk mengembangkan seni tersebut. Tentunya ini adalah peluang yang baik bagi tumbuhnya ekonomi warga,” kata Yuyun. (Pit/end)
The post Mengenal Mbah Rasimun, Maestro Payung Kertas Asal Kota Malang appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2fp3G09
0 comments:
Post a Comment