
MALANGTODAY.NET – Jelang Pilkada 2018, masing-masing partai di Kota Malang mulai bersiap dengan strateginya masing-masing. Selain memunculkan nama lawas yang berpengalaman, ‘darah segar’ para pemuda pun mulai dimunculkan ke permukaan publik. Lantas, benarkah saat ini Malang memang membutuhkan figur anyar?
Desas desus pencalonan dari para pemuda-pemudi di Kota Malang seperti Yaqud Ananda Gudban dan Moreno Soeprapto pun masih santer diperbincangkan. Mereka disejajarkan dengan nama-nama yang lebih berpengalaman seperti Walikota Malang, M. Anton beserta wakilnya, Sutiaji dan beberapa nama besar lain dalam partai politik seperti Sri Untari.
Munculnya nama-nama yang memang tak asing ditelinga publik itu menurut pakar politik UB, Wawan Sobari, S.IP, MA, PhD akan menjadi alternatif baru bagi masyarakat kota pendidikan ini. Dia pun berpendapat, sistem demokrasi akan berjalan lebih baik ketika ada sosok pemuda yang dapat memimpin Kota Malang.
“Sebelumnya, Kota Malang kan tidak punya Walikota yang usianya sangat muda. Abah Anton (Walikota Petahana) termasuk muda dibanding sebelumnya, tapi usianya masih di atas 50 tahun. Nah, munculnya tokoh muda dengan usia di bawah 40 tahun ini akan berdampak positif,” terangnya pada MalangTODAY belum lama ini.
Dalam ajang Pilkada 2018 nanti, dia pun berharap akan ada tokoh muda yang dapat mewarnai proses pemilihan. Karena saat ini, partai politik semakin membuka kesempatan dan Kota Malang juga membutuhkan alternatif untuk percepatan lembangunan yang berkelanjutan.
“Jangan sampai citra Malang kalah dengan Banyuwangi dan Bojonegoro. Memang kita banyak penghargaan, tapi apa publik ikut merasakan? Saya rasa masyarakat butuh alternatif pilihan,” jelas Wawan.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya itu menambahkan, Malang saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang dapat meningkatkan pemanfaatan pembangunan untuk publik. Terlebih dalam waktu dekat Kota Malang akan mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
“Potensi baru harus digali, karena pembangunan jalan tol akan membuat Malang macet lebih parah dari sekarang. Maka diperlukan upaya untuk persiapan sejak dini,” jelasnya lagi.
Sementara itu, Direktur Lembaga Riset Dan Konsultan Pemantau dan Evaluasi Otoda, George Dasilva menambahkan, ketokohan dari beberapa kalangan yang saat ini menduduki posisi kuat dalam Pemerintah Kota Malang maupun partai politik tidak bisa diremehkan.
Seperti Walikota Malang, M. Anton beserta Wakilnya, Sutiaji misal. Kedua nama itu dirasa masih memiliki kekuatan untuk dapat menarik suara publik. Sementara kemunculan nama Moreno Soeprapto dirasa hanya sebagai pemanis saja menjelang Pilkada 2018.
“Saya rasa kemunculan nama Moreno memang sengaja, tapi dia tidak akan maju Pilkada. Karena kekuatan suaranya adalah terpecah di Malamg Raya dan bukan Kota Malang saja,” urainya. (Pit/end)
The post Menyongsong Pilkada 2018, Benarkah Kota Malang Butuh ‘Darah Segar’? appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2gG4HB9
0 comments:
Post a Comment