Monday, September 4, 2017

Penjaringan Massal Semakin Marak, Kualitas Kader Parpol Dipertanyakan


MALANGTODAY.NET – Jelang Pilkada 2018, penjaringan massal calon Pemimpin Daerah Kota Malang mulai ramai. Beberapa partai besar pun membuka kesempatan tersebut kepada masyarakat umum. Terutama bagi mereka yang memiliki elektabilitas dan juga visi misi untuk kepentingan publik.

Fenomena yang tak biasa itu memang sudah berkembang cukup lama. Bahkan tak sedikit dari hasil penjaringan itu ditemukan tokoh baru yang berhasil menuai kemenangan. Perlu digaris bawahi, sebagian besar mereka bukanlah dari kader internal partai politik itu sendiri.

Lantas, seperti apa kualitas kader internal sebuah Parpol? Mengapa mereka dapat ‘tersalip’ oleh para profesional yang mulai menerjunkan diri pada dunia perpolitikan?

Pakar politik UB, Wawan Sobari, S.IP, MA, PhD mengatakan, tak sedikit memang pemimpin daerah di Indonesia yang bukan berasal dari kader politik. Sebut saja Walikota Bandung, Ridwan Kamil dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang awalnya bukan dari kader politik. Melainkan dari kalangan profesional.

“Selain itu ada juga Gubernur terpilih DKI Jakarta beserta wakilnya, Anis Baswedan dan  Sandiego Uno yang bukan dari politik,” terangnya pada MalangTODAY, Senin (4/9).

Dengan latar belakang yang beragam itu, menurutnya Pilkada dan Pemilu di Indonesia semakin berwarna. Parpol pun akhirnya lebih terdorong untuk membuka kesempatan yang lebih luas dalam menjaring para tokoh baru.

“Karena yang didorong oleh Parpol bukan hanya kadernya, tapi siapa saja yang memiliki elektabilitas,” tambah Ketua Program Studi Magister Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya itu.

Meski begitu dia menegaskan, kualitas kader internal sebuah parpol tidak harus dipertanyakan. Karena setiap Parpol memiliki perhitungannya masing-masing. Setiap parpol, dipastikan memiliki kader yang berkualitas. Hanya saja mungkin masalahnya kader tersebut kurang dikenal dan disukai oleh masyarakat.

Padahal, lanjut Wawan, juri utama dari sebuah helatan demokrasi adalah masyarakat. Jadi sangat wajar apabila Parpol mempertimbangkan pilihan masyarakat dengan mengusung tokoh yang bukan berasal dari internal partai mereka. Dan tentu partai yang bersangkutan juga memiliki hitungannya sendiri.

Praktik rekrutmen untuk kepala daerah menurut Wawan adalah diukur dari kesempatan menang yang diukur dari elektabilitas. Seandainya elektabilitas kader internal rendah, maka tentu akan sudah diperjuangkan. Termasuk jika tidak mmemiliki modal uang yang mumpuni.

“Sudah bukan rahasia jika uang itu untuk membiayai mesin polutik yang harus bergerak. Meskipun relawan seorang calon besar, tapi tidak ada uangnya, maka nihil,” beber pria ramah itu. (Pit/end)

The post Penjaringan Massal Semakin Marak, Kualitas Kader Parpol Dipertanyakan appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2vYteU9

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment