
MALANGTODAY.NET – Semester awal 2017, industri ekonomi syariah masih lemah. Baik secara nasional ataupun khususnya Jawa Timur, geliat ekonomi berbasis Islam ini masih belum mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Lemahnya perkembangan ekonomi syariah pada dasarnya menurut Kepala BI Malang, Dudi Herawadi juga terjadi pada industri ekonomi konvensional. Karena saat ini, perlambatan masih terjadi pada berbagai sektor. Baik perbankan, investasi, atau industri keuangan yang lainnya.
“Ini memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua,” kata Dudi pada Awak Media.
Lebih lanjut pria ramah ini menyampaikan, pelambatan yang terjadi pada industri keuangan syariah harus terus dibenahi oleh BI, OJK, Kementerian Keuangan dan Kementerian Agama. Perbankan syariah dan setiap jenis industri yang bergerak secara Islami harus didorong dengan berbagai cara.
Meski proyeksi di Jawa Timur termasuk terbesar secara nasional, namun dia menegaskan, bahwa total dana yang disalurkan masih sangat sedikit. Prosentasenya belum terlalu signifikan seperti yang diharapkan selama ini. Namun meski begitu, Indonesia tetap menjadi salah satu daerah dengan perkembangan tren ekonomi syariah yang cukup positif.
Kendala utama dari pelemahan itu menurut Dudi lantaran masih minimnya pemahaman masyarakat, dan dapat dikatakan masih setengah-setengah. Sehingga perlu adanya sosialisasi untuk lebih meningkatkan membali pemahaman dari ekonomi syariah itu sendiri.
Sementara ketika disinggung terkait adanya industri keuangan syariah yang gulung tikar dalam kurun waktu semester awal 2017, ia mengaku belum mengetahui dengan pasti datanya.
“Mungkin ada ya, tapi kepastian seperti apa harus dilihat lagi data per individunya,” pungkasnya. (Pit/end)
The post Semester Awal 2017, Industri Ekonomi Syariah Jatim Masih Lemah appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2gYMY8j
0 comments:
Post a Comment