
MALANGTODAY.NET – Ada yang berbeda dengan gaya perayaan Hari Batik Nasional di Kota Malang kali ini. Bila biasanya batik hanya dijadikan sebagai sarana fashion, kali ini Pemkot Malang mentransformasikannya menjadi media toleransi dengan menggelar acara bertajuk Batik World Tolerance.
“Sebutannya adalah Batik World Tolerance, kita jadikan batik sebagai alat toleransi antar masyarakat,” kata Hanam Jalil penanggung jawab acara.
Menurutnya Hanam, hal tersebut perlu dilakukan melihat dengan berbagai perbedaan yang ada di tengah masyarakat Indonesia, mulai dari suku, agama maupun ras sangat beragam. Sehingga ia menilai perlu adanya simbol yang mampu menyatukan keberagaman yang ada.
“Batik bisa menjadi spirit bagi kesatuan Indonesia, ini adalah simbol penyatuan dari Indonesia,” katanya lagi.
Simbol penyatuan akan mudah dilakukan hanya dan oleh warisan budaya yang ada. “Dari Sabang sampai Merauke beragam budaya, tetapi ada satu yang sama yaitu batik. Ini warisan leluhur yang harus dilestarikan,” ucapnya.
Dalam Batik World Tolerance yang diadakan di depan gedung Balai Kota Malang tersebut, diikuti oleh kurang lebih 13 negara dan 34 propinsi serta organisasi kepemudaan se-Malang Raya, yang kemudian mengikrarkan semangat kesatuan toleransi.
“Ada ikrar semangat toleransi yang diikuti oleh seluruh undangan yang hadir,” ucapnya.
Batik World Tolerance menurutnya akan terus digelar setiap tanggal 2 Oktober, sekaligus menjadi agenda wajib dari pemerintahan kota Malang. “Ini akan kita lakukan secara berkesinambungan setiap tahunnya, ini akan jadi agenda kita,” ucapnya. (Sem/end)
The post Batik World Tolerance Warnai Peringatan Hari Batik Nasional appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2yRHsIY
0 comments:
Post a Comment