Tuesday, September 5, 2017

Dibalik Kesuksesan Kholieq Amrullah, dari Pebisnis Muda Hingga Jadi Dosen


MALANGTODAY.NET – Apapun masalah yang kita hadapi hari ini, hadapilah dengan sabar, jangan menurunkan kualitas hidup. Nasihat sakti ini yang terus menjadi pegangan Ir. Kholieq Amrullah, MP saat ditinggal oleh orang tuanya ketika masih berusia dua tahun.

Hidup tanpa Ibu tak membuat pegiat bisnis pertanian holticultura sekaligus Presiden Beyond Water Indonesia ini lemah dalam berkarya. Beberapa kali berpindah tempat mulai dari Garut, Trenggalek, Surabaya hingga Malang menjadi kisah manis tersendiri bagi Kholieq.

Saat MalangTODAY.net bertemu dengannya, pria yang saban hari berprofesi sebagai dosen di Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berbagi kisah sukses hidupnya.

Banyak hal yang disharing oleh lelaki kelahiran Garut, 23 Oktober 1960 ini kepada MalangTODAY.net, ia menceritakan pengalaman hidupnya, mulai dari awal perjalanan bisnis, kontribusi dunia pendidikan dalam hidupnya, serta impian besarnya dalam membangun Kota Malang.

  • Membangun Bisnis Sejak SMA

Awal mula perjalanan bisnisnya dimulai ketika ia masuk dalam SMA Negeri 3 (SMANTI) Malang tahun 1977. Ide awal untuk mulai berbisnis ketika dirinya memilih Ilmu Pengtahuan Alam (IPA) sebagai jurusan ilmunya.

“Sejak SMA sudah dimulai (bisnis), kalau yang fokus memang setelah lulus SMA,” kata Kholieq.

Melihat banyaknya lahan yang dimiliki oleh orang tuanya, tak tanggung-tanggung dengan berbekal ilmu yang dimilikinya sejak berada di SMANTI, Kholieq kemudian membangun bisnis pertamanya dibidang pertanian.

“Mulai dari tanaman holticultura, padi, dan macam-macam jenis pertanian lainnya saya kembangkan,” ucapnya.

Dengan berbekal ketekunan dan kerja keras, Kholieq dapat mengembangkan usahanya tersebut hingga telah ada di berbagai daerah.

“Dulu itu adanya di Trenggalek, sekarang sudah ada di Batu, Malang, dan beberapa tempat lainnya,” terangnya lagi.

Bekal yang telah dimiliki selama di SMA, kemudian dipertajam lagi oleh Kholieq pada dunia universitas. Memilih jurusan agrobisnis pada Fakultas Pertanian –sekarang fakultas pertanian dan peternakan- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 1980 semakin melejitkan kemampuannya dalam bidang pertanian.

Kesibukan dirinya dalam dunia bisnis tidak membuat ia terlena dan melupakan tugas utamanya sebagai mahasiswa. Bahkan ia mengaku bahwa kolaborasi antara bisnis dan akademika membuat hidupnya semakin berwarna.

“Justru sangat membantu, sangat menghibur, hidup tidak akan monoton. Jadi ada saatnya untuk kuliah, ada saatnya untuk memanfaatkan waktu dengan berbisnis,” ucapnya.

  • Kiprah di Dunia Pendidikan

Salah satu hal yang masih berbekas dan segar dipikirannya adalah ketika dirinya ditugaskan oleh Drs. Sukiyanto, Pembantu Rektor (PR) II untuk mencari dekan baru bagi FP UMM yang baru didirikan.

“Saat itu FP UMM baru didirikan belum punya status (sekedar terdaftar) dan belum ada dekannya. Saat itu saya masih maba (mahasiswa baru), ditugasi PR ll, Drs. Sukiyanto ke Jogya, mencari dan mengajak Ir.Soenarso ke Malang, yang akhirnya Bapak Soenarso menjadi dekan pertama fakultas pertanian,” timpalnya.

“Untung saja, selama belajar di SMANTI saya selalu diajarkan banyak hal, tidak hanya akademik tetapi cara membangun relasi serta berinteraksi juga diajarkan. Jadi tidak masalah ketika ditugaskan,” lanjutnya

Tidak hanya itu, berkat sumbangsihnya dalam mencarikan dekan bagi fakultasnya, Kholieq akhirnya dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa pertama FP UMM tahun 1981

Prestasi akademik semakin diperlihatkan olehnya selama menjadi mahasiswa, hingga tak heran sebelum dirinya meraih gelar BOC -Bachelor of Science- (sekarang S1) tahun 84, Kholieq mendapatkan tawaran dari pihak universitas untuk menjadi tenaga pengajar di fakultasnya.

“Setelah lulus langsung saya mengajar layaknya dosen, setahun kemudian SK (Surat Keputusan) saya sebagai dosen keluar,” ucapnya.

Saat dianggkat sebagai dosen, kiprah kariernya mulai melejit. Sejumlah jabatan penting kerap diembankan padanya, mulai dari kepala percobaan dan praktikum UMM, kepala bagian penalaran mahasiswa, penanggung jawab pelaksanaan pengabdian masyarakat (saat ini KKN), kepala perencanaan dan evaluasi akademik serta sejumlah jabatan kepala lainnya.

“Tahun 89-96 saya dipercayai sebagai pembantu dekan bidang akademik, dan pejabat dekan FP,” katanya seraya mengingat.

Selama menduduki jabaatan penting di UMM, ia mengungkapkan bahwa telah banyak aktifitas traning, hingga sebagai pembicara dalam seminar dan lokakarya selalu dilakukan olehnya.

Bahkan tak jarang aktifitas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, serta kegiatan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM khususnya di wilayah Malang selalu aktif dilakukan olehnya, khususnya dalam bidang pertanian.

  • Malang Butuh Pembaharuan 

Meskipun telah sukses dalam dunia bisnis serta akademik, banyak hal yang menjadi keresahan dari Kholieq khususnya dalam hal pembangunan karakter serta kehidupan sosial budaya masyarakat.

“Malang sudah bagus, kita lihat sudah semakin bagus. Tapi ada banyak hal yang perlu diperbaiki, saya melihat ada beberapa sisi yang mesti diperbaiki,” ujarnya

Hal pertama yang perlu diperbaharui adalah dari sisi karakter. Masalah karakter menurutnya masih perlu untuk ditingkatkan lebih baik lagi.

“Karakter itu jadi masalah utama di Malang, apalagi dengan banyaknya masyarakat yang semakin banyak dari berbagai budaya. Ini yang perlu ditingkatkan jadi masyarakat unggul,” tambahnya.

Maksud masyarakat unggul di sini adalah masyarakat yang dapat menerapkan sistem toleransi serta tenggang rasa dengan yang lainnya.

“Saat ini toleransi dan tenggang rasa semakin ditinggalkan,” katanya.

Saat karakter telah dibentuk menjadi masyarakat unggul, basik Malang yang merupakan kota pendidikan dapat dijadikan sebagai pilot proyek layaknya Singapore.

“Jadi Malang ini bisa kita buat jadi Singapore, bisa kita lihat singapore tidak punya perkebunan tapi semuanya ada di situ,” ucapnya seraya menambahkan bahwa semua berdasarkan karakter masyarakat yang unggul.

Berikutnya dalam bidang pariwisata, ia sampaikan bahwa dengan potensi Malang yang multikultural dapat menjadikan malang menjadi pusat budaya dari Indonesia.

“Ini potensi yang sangat besar untuk mencerdaskan anak bangsa melalui Kota Malang,” katanya

Salah satu strateginya adalah dengan melaksanakan program pilot proyek. Tujuannya adalah untuk menghadirkan seluruh budaya yang ada di Indonesia, ada di Kota Malang (sebagai miniatur kecil Indonesia).

“Semua dapat kita kumpulkan di sini, Malang bisa menghasilkan madu-madu Sumbawa, Malang bisa jadi pusat batik Pekalongan, apapun semua bisa kita kumpulkan di sini. Melalui anak-anak muda yang kuliah di sini,” ujarnya.

Meskipun begitu, ada hal lain yang masih menjadi pergumulannya. Kepada MalangTODAY.net, Kholieq mengungkapkan bahwa perubahan-perubahan tersebut tidak bisa dilakukan olehnya bila masih memiliki kapasitas yang kurang.

“Kalau mau merubah lingkup RT, minimal harus menjadi RT, mau merubah RW harus menjadi RW, semua berdasarkan kapasitas. Sehingga kalau mau merubah Kota Malang, setidaknya harus memiliki kapasitas yang tepat pula,” katanya mengakiri perbincangan. (sem/zuk)

The post Dibalik Kesuksesan Kholieq Amrullah, dari Pebisnis Muda Hingga Jadi Dosen appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2eHrSdN

0 comments:

Post a Comment