
MALANGTODAY.NET – The Yudhoyono Institute menggelar Roundtable Discussion dengan tema “Geopolitik dan Keamanan Asia Pasifik: Apa Peran Indonesia?” di Graha Bimasena Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (20/9) pagi.
Dalam diskusi tersebut, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertindak sebagai moderator bagi 18 pembicara yang berasal dari kalangan akademisi dan pakar di bidang keamanan dan ekonomi.
Mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono juga turut hadir dalam acara ini sebagai salah satu pembicara. Di samping itu ada mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Wagub Lemhannas Masrda TNI Bagus Puruhito dan beberapa pejabat serta ahli yang menjadi narasumber dalam acara tersebut.
Sebelum memulai sesi diskusi, AHY menyampaikan paparan singkat mengenai kondisi kawasan dan lima isu utama yang memanas di Asia Pasifik akhir-akhir ini, yaitu konflik di Semenanjung Korea, tragedi kemanusiaan Rohingya di Myanmar, sengketa laut Cina Selatan, peran ASEAN, dan isu BRI atau Belt Road Initiative oleh pemerintah Tiongkok.
“Maksud dan tujuan dari Roundtable Discussion ini juga adalah untuk mendapatkan pemahaman secara mendalam terhadap berbagai isu geopolitik, keamanan, serta ekonomi di kawasan Asia Pasifik untuk kemudian menjadi bahan kajian bagi kami, TYI, dimana outputnya adalah produk-produk rekomendasi strategis yang mudah-mudahan bermanfaat bagi segenap stakeholders termasuk policy-making circles,” tambahnya.
Roundtable discussion yang terbagi dalam dua sesi ini berlangsung tertutup. Usai diskusi, AHY menggelar jumpa pers yang menjelaskan mengenai kesimpulan diskusi tersebut.
“Secara umum kami melihat perubahan landscape politik, ekonomi, dan juga sosio kultural yang terjadi di kawasan Asia Pasifik, dimana kita semua harus mampu memahami semua realitas itu dengan cermat, serta bisa mempersiapkan diri untuk dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk kemajuan Indonesia. Tentunya terhadap situasi yang terjadi akhir-akhir ini kita ingin hadir sebuah konsensus bersama bahwa hanya dengan kawasan yang aman, stabil, dan damai, baik di Asia Pasifik maupun khususnya di Asia Tenggara maka kita semua bisa membangun kawasan yang semakin makmur untuk kesejahteraan seluruh rakyatnya,” AHY menjelaskan.
Sementara itu untuk tragedi Rohingya yang menjadi sorotan dunia, AHY meminta untuk menyikapi permasalahannya secara bijak.
“Kami TYI juga memiliki sikap bahwa harus segera dihentikan tragedi kemanusiaan ini dan juga harus segera disalurkan berbagai bantuan kemanusiaan untuk bisa membantu saudara-saudara kita yang harus mengungsi ke Bangladesh dan negara-negara tetangga lainnya,” jelas AHY.
AHY juga menjelaskan bahwa salah satu rekomendasi TYI untuk masalah Rohingya adalah pengamat perdamaian.
“Rekomendasi kami adalah kemungkinan yang baik adalah mengirimkan pengamat perdamaian yang bersifat independen,” kata Agus.
Pengamat tersebut tidak harus berada di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa dan bisa bekerja di balik layar. Tujuannya untuk memastikan apakah kejadian di Myanmar betul-betul sesuai dengan pemberitaan yang ada, namun harus tetap menghormati prinsip non-intervensi yang berlaku.
“Pernah terjadi di Aceh, Aceh Monitoring Mission. Diundang sejumlah former military officer dari beberapa negara di ASEAN untuk mengamati situasi di Aceh ketika sedang berkecamuk,” jelasnya.(yog/zuk)
The post Roundtable Discussion The Yudhoyono Institute, Sorot 5 Isu di Asia Pasifik appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2xTfdwj
0 comments:
Post a Comment