
MALANGTODAY.NET – Bangun sikap toleransi antar umat beragama, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) melakukan silahturahmi ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.
Adapun Pondok Pesantren yang menjadi tujuan adalah Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan, Pondok Pesantren Al Hikam Malang, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, serta Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Helatan silahturahmi tersebut merupakan rangkaian Parade Kebangsaan Pengurus Pusat GMKI.
Sekertaris Umum GMKI, Alan Singkali mengatakan bahwa setiap agama maupun keyakinan yang ada di Indonesia mengandung nilai-nilai hidup bersama yang sudah diwarisi dari pengalaman berabad-abad. Nilai-nilai tersebut menurutnya harus terus menerus dihidupi oleh setiap pemeluknya dalam bergaul antar sesama anak bangsa.
“Bila hal itu dilakukan seluruh tatanan nilai dalam setiap agama tertuang apik dalam satuan nafas pada setiap sila dari Pancasila itu sendiri,” kata Alan Singkali dalam Parada Kebangsaan GMKI di Pesantren Pesantren Tebuireng Jombang.
Sementara itu, Ustadz Ahmad Roziqi salah satu pengurus pondok pesantren menyampaikan bahwa Pesantren Tebuireng dan NU, Indonesia dan Pancasila sudah final dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehingga semangat kebhineka Tunggal Ikaan dalam membangun semangat saling menghargai harus terus dikedepankan.
“Ketuhanan Yang Maha Esa berarti setiap agama memaknai Tuhan sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing. Yang satu tidak bisa memaksakan ajarannya kepada yang lainnya. Sampai sekarang kita bisa hidup rukun bersama,” jelas pria yang saban hari sebagai dosen Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.
Selain membahas mengenai semangat toleransi, isu lainnya seperti ekonomi juga menjadi perhatian dalam parade kebangsaan tersebut. Sahat Martin Philip Sinurat, Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI sepakat bahwa pemuda dan mahasiwa harus mengembangkan ekonomi kreatif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat yang terpinggirkan.
“Pemerintah juga harus membuat kebijakan yang dapat mendukung pengembangan ekonomi masyarakat ekonomi rendah. Pemerintah harus memikirkan bagaimana agar warung dan pasar tradisional dapat berkembang dan bersaing dengan toko modern, bukannya menyerahkannya pada mekanisme pasar,” ujar Sahat.
Sementara itu, H. Lukman Hakim, Mudir bidang Pondok Pesantren Tebuireng saat menerima rombongan GMKI mengungkapkan bahwa Pemerintah dan masyarakat harus sadar bahwa kegaduhan negara akibat radikalisme dan isu SARA salah satunya disebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi. Ada kepentingan elit dan kelompok yang bermain di tengah kecemasan masyarakat yang berlebihan dan ketimpangan ekonomi.
“Ini harus jadi tugas bersama baik pesantren maupun gerakan mahasiswa seperti GMKI untuk membangun ekonomi masyarakat kecil, ” ujar H. Lukman Hakim.(sem/zuk)
The post Bangun Sikap Toleransi, GMKI Silahturahmi ke Pondok Pesantren appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2yQ2M0N
0 comments:
Post a Comment