
MALANGTODAY.NET – Pekerjaan pemeriksa fakta atau fact checker akan menjadi pekerjaan yang makin menantang di masa yang akan datang. Akibat dari banyaknya berita hoax beredar, peneliti sedang mengembangkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence/AI.
Mengutip dari Popular Science, Sabtu (6/10/2018) lalu, AI dikembangkan oleh peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) bekerja sama dengan lembaga dari Qatar dan Bulgaria untuk membantu manusia memahami susunan bahasa yang rumit.
Baca Juga: Ada Iklan di WhatsApp, Apa Jadinya?
Sistem yang mereka kembangkan adalah dengan menggunakan 1.066 website berita untuk menganalisis informasinya. Analisis ini menggunakan acuan halaman Wikipedia, Twitter, hingga URL sekalipun.
Teknologi ini memiliki akurasi prediksi faktualitas website berita sebesar 65 persen. Meski demikian, peneliti utama Ramly Baly mengatakan bahwa teknologi yang tengah dikembangkan bersama timnya itu masih memerlukan Wikipedia sebagai sumber acuannya.
“Salah satu sumber daya terbaik untuk AI adalah salah satu yang juga diandalkan manusia. Wikipedia punya peranan yang amat sangat penting,” ujar Ramly.
Hasil: Publikasi + Kecondongan Ekstrem = Akurasi Berita Rendah!
Hasil penelitian Ramly dan tim menemukan hubungan antara publikasi dan tingkat kecondongan ekstrem dapat menyebabkan tingkat keakuratan berita yang rendah. AI yang tengah dikembangkan oleh MIT ini menggunakan Wikipedia sebagai bahan untuk mempertimbangkan kelayakan keseluruhan website.AI mampu menganalisis 50 – 150 artikel di setiap website dengan memeriksa bahasa di dalamnya.
Baca Juga: Sebelum Musim Penghujan, Saksikan Hujan Meteor Draconid Malam Ini
“Mereka menggunakan bahasa yang berbeda. Kami masih ingin membuat sistem menjadi lebih canggih. Tujuan kami pada tahap ini adalah untuk memulai cara berpikir yang baru tentang bagaimana mengatasi masalah ini,” terang Ramly.
Pengembangan teknologi AI anti hoax ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Google telah mengembangkan teknologi serupa yang diberi nama Jigsaw yang digunakan untuk menilai kebiasaan pembaca dalam berkomentar. Selain itu, Facebook juga sudah menggunakan AI untuk menghentikan pidato ujaran kebencian di Myanmar.
Penulis: Raka Iskandar
Editor: Raka Iskandar
The post Makin Nggak Karuan, Peneliti Kembangkan Teknologi Pembasmi Hoax! appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2Pl49gh
0 comments:
Post a Comment