Sunday, October 21, 2018

Sambat Masalah BPJS, Posisi Jokowi Bisa Terancam?


Kistin Septiyani

MALANGTODAY.NET – Gaya komunikasi politik yang digunakan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi akhir-akhir ini dinilai sangat mengkhawatirkan. Hal ini disampaikan oleh Konsutan Politik lembaga survei Kedai Kopi Hendri Satrio.

Menurutnya, pernyataan Jokowi saat membuka Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) akan membuat masyarakat bertanya-tanya. Saat itu Jokowi mengeluarkan pernyataan terkait dengan defisit anggaran Kaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS.

Baca Juga: Wajib Tahu! ASDP Terapkan Tiket Non Tunai di Ketapang – Gilimanuk

Jokowi menyatakan bahwa permasalah tersebut  tak seharusnya sampai membuat presiden turun tangan. Hendri menilai pernyataan tersebut rawan membuat ‘blunder politik’.

“Akhirnya masyarakat kan mikir juga kenapa enggak boleh ngadu ke presiden padahal dulu menurut beliau silahkan ngadu ke saya,” kata Hendri, dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (22/10/2018).

Lebih lanjut, Hendri menyatakan bahwa Jokowi harus lebih berhati-hati dalam memilah dan memilih kata. Ia juga memberikan contoh kasus Ahok pada Pilgub DKI 2017 silam. Pernyataan Ahok mampu menimbulkan sebuah peristiwa besar yang membuatnya gugur dari perebutan kursi DKI 1.

Hendri kemudian melanjutkan sejauh ini, melalui survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga, capres nomor urut satu ini masih berhasil memenangkan lebih dari 60 persen kepuasan rakyat. Menurutnya tantangan terbesar Jokowi kini adalah memperbaiki ekonomi, dari mulai harga barang-barang, tarif dasar listrik, BBM dan meningkatkan lapangan pekerjaan.

Defisit BPJS dan Suntikan Dana Pemerintah

Sebelumnya, diberitakan bahwa orang nomor satu di Indonesia ini mencurahkan kekesalannya soal defisit yang dialami BPJS dalam acara Kongres PERSI pada Rabu (17/10/2018). Ia menyatakan bahwa negara telah memutuskan memberi suntikan dana untuk menutup biaya pengobatan pengguna BPJS di berbagai rumah sakit.

Baca Juga: 5 Orang Terkanal yang Makin Terbang dengan Bully

“Harus kita putus tambah Rp 4,9 triliun. Ini masih kurang lagi. ‘Pak masih kurang. Kebutuhan bukan Rp 4,9 triliun’. Lah kok enak banget ini, kalau kurang minta, kalau kurang minta,” kata Jokowi saat itu.

Tak cukup menegur Direktur Utama BPJS Kesehatan, Jokowi juga menegur Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Dengan tegas ia meminta kejadian semacam ini tak terulang kembali.


Penulis : Kistin Septiyani
Editor : Kistin Septiyani

The post Sambat Masalah BPJS, Posisi Jokowi Bisa Terancam? appeared first on MalangTODAY.

https://ift.tt/2S7bmT9

0 comments:

Post a Comment