
MALANGTODAY.NET – Kampung Budaya Polowijen yang terletak di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Kota Malang, tak hanya melestarikan budaya tari topeng Malangan, namun juga permainan tradisional bagi anak-anak.
Permainan ular tangga raksasa, engklek, egrang kayu, egrang batok, holahop, dakon, lompat tali, klompen raksasa dan juga kolaborasi antara kendang jimbe, patrol dan gamelan (musik perkusi) dapat dijumpai di Kampung Budaya Polowijen.
Baca Juga: Desa Wisata, Strategi Pengembangan Kabupaten Malang Hingga 2021
“Permainan tradisional berfungsi untuk mengolah aspek psikomotorik agar anak-anak bisa terampil melakukan fungsi-fungsi koordinasi dari aspek kognitifnya,” ujar penggagas Kampung Budaya Polowijen, Isa Wahyudi.
Jika dilihat dari aspek sosial, ia mengatakan bahwa permainan tradisional dapat mengembangkan sikap saling menghargai, demokratif dan sportivitas pada anak.
“Anak-anak belajar tentang bagaimana kerjasama, mengembangkan sikap saling menghargai dan belajar demokratif sehingga mampu mengembangkan sportifitas dan juga belajar memahami karakter orang lain,” tuturnya.
Di sisi lain jika dilihat dari aspek pendidikan, permainan tradisional akan membuat anak tidak larut dalam permainan-permainan modern yang cenderung individualis dan tidak menggunakan fungsi koordinatif antara gerak tubuh dengan aspek kognitifnya.
Baca Juga: Ribuan Peserta Antusias Ramaikan Festival Pesona Lokal Malang
Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa jika dilihat dari aspek budaya, permainan tradisional asli Indonesia perlu dilestarikan dan digali kembali. Mengingat
permainan tradisional yang hampir punah tersebut, khas dengan pesan-pesan moral.
“Di Kampung Budaya Polowijen, permainan tradisional kami lestarikan agar kemudian anak-anak mengerti bahwa budaya ini harus tetap dipertahankan,” pungkasnya.
Reporter: Rosita Shahnaz
Editor: Raka Iskandar
The post Tak Hanya Menari, Kampung Budaya Polowijen Juga Lestarikan Permainan Tradisional appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2NRhnjm
0 comments:
Post a Comment