Wednesday, November 14, 2018

Geliat Bank Sampah di Kabupaten Malang, Ini Kisah Perjuangannya


Dhimas Fikri

MALANGTODAY.NET – Mayoritas masyarakat pedesaan di Kabupaten Malang ternyata masih kurang sadar akan pentingnya pengolahan sampah. Kehadiran bank sampah juga belum mampu dimaksimalkan.

Padahal, perjuangan mendirikan bank sampah bukan perkara mudah. Seperti yang dialami bank sampah Kabupaten Malang wilayah 7 yang meliputi Kecamatan Turen, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo dan Ampelgading.

Baca Juga: Tingkat Konsumsi Ikan Masyarakat Kabupaten Malang Baru 25 Kg Per Kapita Per Tahun

Ketua Bank Sampah Kabupaten Malang Wilayah 7, Siti Sulistyowati menuturkan, pada awal didirikannya sejumlah bank sampah di wilayahnya tersebut, antusiasme masyarakat untuk terlibat menjadi nasabah sangat minum. Bahkan, ada yang cenderung menyepelekan.

“Ini sudah dari tahun 2013. Awalnya banyak yang menyepelekan, ‘alah cuma sampah saja kok’. Tapi setelah satu tahun berjalan, kita baru mendapatkan hasilnya, meskipun belum banyak,” kata Siti disela-sela kegiatan pameran produk daur ulang sampah di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Rabu (14/11/2018).

Menurut Siti, pada awal pendirian bank sampah di wilayahnya, hanya ada 15 orang nasabah yang mau bergabung. Lambat laun, warga yang menabung sampah mulai bertambah.

Baca Juga: Pohon Raksasa Tumbang di Jalan, Jalur Malang – Lumajang Lumpuh Total

“Orang Indonesia ini kan luar biasa kalau buang sampah sembarang. Apalagi kalau di kampung, masih banyak yang menyepelekan. Tapi terus akhirnya banyak yang ikut-ikutan. Hingga sekarang nasabah korwil ada 500 an,” ungkap warga Desa Pamotan Dampit itu.

Dalam perjalanan bank sampah korwil 7, bukan tanpa kendala, sejumlah bank sampah yang tersebar di kecamatan ada yang harus mengalami mati suri. Kini, hanya tersisa sekitar 11 bank sampah yang aktif.

“Yang menjadi kendalanya itu seperti pengambilan sampahnya yang kurang stabil. Kan masyarakat juga agak sedikit malas untuk setor langsung. Kalau sampah campur itu agak murah. Masyarakat kan biasanya malas milah-milah, jadi cukup dijadikan satu, yang penting sampah kering. Nanti di bank sampah di tabung, menabung sampah akhir tahun bisa ditukar sembako, selain itu ada uang, ada yang Rp 11 ribu ada Rp 8 ribu, berbeda-beda. Yang mahal itu plastik yang seperti gelas, yang murah plastik kemasan,” ucap Siti.

Baca Juga: Hasilkan Pundi Rupiah, Begini Cara Bank Sampah di Kabupaten Malang

Kerajinan ala bank sampah

Fokus lain yang digeluti bank sampah korwil 7 yaitu membuat kerajinan yang memiliki nilai jual. Seperti tas, wadah tisu, dan kerajinan lainnya.

“Ini cuma baru ikut bazar-bazar seperti ini. Biasanya juga kalau dapat undangan. Untuk saat ini belum mencoba memasarkan, kan banyak yang bagus-bagus jadi ya takut tidak laku. Itu nasabah yang bikin,” tuturnya.

Lebih lanjut, Siti juga menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan kerajinan tersebut. Menurut Siti, inti pembuatan kerajinan itu adalah membutuhkan ketelatenan.

“Kalau bahan-bahan sudah siap, satu hari jadi. Kan kita harus cuci, bersihkan, baru dipotong dan dirangkai. Sebenarnya cuma butuh telaten saja bikinnya,” jelasnya.

Baca Juga: Pemutihan Pajak Kurang Satu Bulan, Antusias Warga Luar Biasa

Kedepan, bank sampah korwil 7 juga memiliki wacana untuk mematenkan produk kerajinan mereka. Namun, hal itu masih butuh dukungan dari berbagai pihak.

“Kalau dipatenkan mungkin bisa saja. Tapi kita belum punya galeri sendiri seperti UMKM untuk memamerkan produksi kerajinan ini. Dari segi ekonomi, insyaallah sudah mencukupi,” pungkas Siti.


Reporter: Dhimas Fikri
Editor: Raka Iskandar

The post Geliat Bank Sampah di Kabupaten Malang, Ini Kisah Perjuangannya appeared first on MalangTODAY.

https://ift.tt/2PsxgCN

0 comments:

Post a Comment