
MALANGTODAY.NET – Salah satu sudut kampung di Kota Malang yang kini menjadi sorotan para wisatawan lokal maupun mancanegara adalah Kampung Budaya Polowijen (KBP) yang berada di kawasan Blimbing, Kota Malang.
Destinasi wisata yang tergolong baru dan unik di Kota Malang ini selain menyuguhkan pemandangan desa yang asri, juga sangat khas akan nuansa tempo dulu yang kaya akan kebudayaan cerminan Kota Malang.
Menurut Sejarawan dan Arkeolog dari Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono, sejarah Polowijen atau Panawijen atau Panawijyan adalah sebuah desa yang pada abad X M telah menyandang status sima (swatantra), yakni sebuah desa agraris yang terbilang maju pada zamannya.
Baca Juga: Penembakan di Madura, Kubu Prabowo: Ini Salah Narasi Jokowi
“Memasuki akhir abad XII atau awal abad XIII M, desa yang di dalam Kitab Gancaran Pararaton dinamai dengan Panawijen berkembang menjadi mandala Mahayana Buddhisme yang dipimpin oleh Empu Purwa, yang tiada lain adalah ayahanda Ken Dedes,” cerita Dwi Cahyono, Minggu (25/11/2018).
Tak jauh daripadanya terdapat taman kota, yang kebetulan dihiasi dengan Arca Prajnaparamita (de potrait Ken Dedes) yang berukuran amat besar. Arca ini seakan bernarasi dengan kesejarahan Polowijen.
Jejak dan sejarah tentang Polowijen atau Panawijen yang tidak lain adalah Panawidyan, kini telah di ulang kembali oleh KBP (Kampung Budaya Polowijen) yang kurang lebih sekitar 1,5 tahun yang lalu aktif mengembangkan tradisi lama dan budaya setempat yang menjadi penguatan ikon budaya lokal di Kota Malang ini.
Festival Panawijen Djaman Biyen
Di sisi lain, Pengagas KBP Ki Demang dalam kesempatan pembukaan Festival Panawijen Djaman Bijen yang diselenggarakan, Minggu, (25/11/2018), mengatakan bahwa acara ini juga sekaligus sebagai ajang tampilnya seni dan kebudayaan Kota Malang.
Baca Juga: Simpatisan Jokowi Tembak Simpatisan Prabowo Hingga Tewas di Madura
“Hadirnya KBP dengan mengadakan Panawijen Djaman Bijen tidak lain adalah merayakan kegiatan seni dan budaya di KBP sebagai bentuk peringatan hari jadi Polowijen sekaligus menampilkan semua kegiatan seperti Tari Topeng Malang, Kriya Topeng Malang, Kriya Batik Malang, Tembang Mocopat Jowo, permainan tradisional, musik dolanan, jajanan jaman biyen memang semua sudah ada dan berjalan di KBP selama 1,5 tahun selama ini,” tutur Ki Demang.
Dengan adanya kampung wisata edukatif seperti ini, diharapkan ke depannya generasi muda penerus bangsa tidak buta akan sejarah kejayaan dan budaya Kota Malang dimasa silam.
Reporter: Andika Fajar
Editor: Swara Mardika
The post Kampung Budaya Polowijen, Bangkitkan Kejayaan Malang sebagai Kota Budaya Bersejarah appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2ScQKbf
0 comments:
Post a Comment