
MALANGTODAY.NET – Dikenal sebagai negara agraris, Indonesia kini mulai kehilangan label-nya sebagai negara penghasil bahan pangan terutama padi. Hal itu dapat dilihat bagaimana impor bahan pangan yang selalu dilakukan negara kita.
Atas permasalahan tersebut, Universitas Brawijaya (UB) Malang menyelenggarakan Focus Discusion Group (FGD) dengan mendatangkan pembicara pakar pertanian dan pengolahan tanah.
Pada pertemuan kali ini, FGD membahas pengolahan lahan masam menjadi lahan tanam sebagai salah satu upaya meningkatkan intensitas pertanaman di daerah-daerah Indonesia.
Lahan masam sendiri merupakan suatu permasalahan yang menyerang tanah. Dinamakan tanah masam karena tanah ini bersifat lebih asam daripada jenis tanah pada umumnya.
Baca Juga: Stephen Hawking Prediksi Munculnya Manusia Super, Akhir Peradaban?
Jadi, tanah masam sebenarnya adalah suatu permasalan bagi tanah terutama dalam masalah tingkat keasaman (pH), yaitu yang memiliki pH dibawah 6 (kondisi tanah di Indonesia memiliki pH antara 6-7).
Seperti yang kita ketahui bersama hampir semua benda yang ada di bumi ini ada zat- zat yang terkandung di dalamnya dan salah satunya adalah tingkat keasaman atau pH pada tanah.
Sehingga tanah asam tentunya adalah tanah yang memiliki jumlah pH yang lebih banyak daripada tanah lainnya. Menurut data Balai Penelitian Tanah Kementrian RI luas lahan tanah masam lebih luas daripada yang tak masam, yaitu sekitar 76% di Indonesia.
Baca Juga: Punya Istri Dua, Opie Kumis: Asyiknya Kita Aja yang Penting Rileks
“Jika di Jawa seperti malang lahan masam sulit ditemukan karena rata2 tanah di Pulau Jawa kaya akan kandungan mineral. Sedangkan problematika tanah masam sangat banyak ditemui di daerah luar Pulau Jawa seperti Sumatra, Kalimantan dan Papua,” jelas Kepala Balai Penelitian Tanah Kementrian RI Husnain, SP.,MP.,pH.D.
Wakil Ketua Acara Karuniawan Puji Wicaksono berharap bahwa adanya solusi teknologi bagaimana memanfaatkan lahan marjinal menjadi lahan pertanian tanpa merusak lingkungan.
“Misi kita kepada petani adalah menerapkan teori menjadi praktik. Sehingga petani kita meningkat ilmunya. Maka produksi pangan Bangsa ini akan meningkat.” ujar Guru Besar UB Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS.
Baca Juga: Dari Deretan Artis Bernama Cut Ini, Mana yang Jadi Juara di Hati Kamu?
Diharapkan dengan adanya diskusi ini dapat mengatasi problematika kurangnya lahan tanam dan meningkatkan tingkat produksi pangan di Indonesia.
Reporter: Andika Fajar
Editor: Swara Mardika
The post Problematika Lahan Masam di Indonesia, UB Gelar FGD appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2CmZjeO
0 comments:
Post a Comment