
MALANGTODAY.NET – Tepat pada hari ini, tahun 1863, sebanyak 16 negara dan 4 negara filantropis menghadiri suatu konferensi internasional yang diadakan oleh Komite Internasional Palang Merah atau ICRC. Konferensi ini bertujuan untuk merealisasikan gagasan Henry Dunant yang dinobatkan sebagai bapak Palang Merah dan melahirkan sebuah lambang palang merah di atas putih (red cross) sebagai panji pembeda saat peperangan.
Namun lambang ini sendiri menyimpan banyak cerita dan pro kontra tersendiri. Selain lambang merah, di skala internasional ada organisasi kemanusiaan lainnya yang bernama Bulan Sabit Merah (red crescent). Kedua organisasi ini telah berdiri lebih dari seabad dan mengalami proses yang cukup panjang.
Baca Juga: Mau Kuliah di 4 Jurusan Aneh Tapi Nyata Ini? Yuk Intip!
Pendiri Palang Merah Henry Dunant dalam buku berjudul A Memory of Solferino mengajukan dua usulan menarik selama peperangan. Pertama, ia menginginkan adanya masa damai saat peperangan dan mengizinkan relawan untuk merawat korban perang. Selain itu, ia juga mengusulkan setiap negara bertanggung jawab melindungi relawan penyelamat yang terluka saat berada di medan perang.
Cerita logo palang merah sendiri memiliki cerita unik. Dalam konferensi tersebut, mereka memikirkan sebuah logo yang sekiranya bersifat netral dan dapat diidentifikasi sebagai relawan dengan mudah. Mengingat Swiss adalah negara yang tak berpihak saat perang, maka mereka memutuskan untuk menggunakan logo bendera Swiss dengan warna yang dibalik.
Lahirnya Logo Bulan Sabit Merah
Pada perang antara Rusia dan Turki tahun 1876 – 1878, Kekaisaran Ottoman menggunakan logo bulan sabit merah sebagai lambang relawan. Alasannya karena logo palang merah dianggap sebagai penghinaan terhadap kaum muslim. Awalnya Rusia menolak, namun pada akhirnya menyetujuinya dengan syarat lambang palang merah dianggap sama pula.
Baca Juga: Kecil-kecil Jadi Pengabdi Setan, Dua Anak SMP Ditangkap Polisi
Barulah pada 1929, logo bulan sabit merah digunakan secara resmi dan sejajar statusnya dalam Konvensi Jenewa. Hingga 2012, situs berita Merdeka.com mencatat pengguna logo palang merah sebanyak 151 negara dan logo bulan sabit merah sebanyak 33 negara.
Sementara itu, pada Desember 2005, Konvensi Jenewa memperkenalkan ,logo baru yang bertujuan untuk menengahi polemik yang muncul antara kedua logo. Mereka kemudian merilis logo kristal merah (red crystal) untuk menambahkan negara yang tidak ingin menggunakan kedua logo sebelumnya.
Penulis: Raka Iskandar
Editor: Raka Iskandar
The post Sama-sama Mulia, Apa Beda Logo Palang Merah dan Bulan Sabit Merah? appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2SsDMHf
0 comments:
Post a Comment