
MALANGTODAY.NET – Tepat hari ini, 80 tahun yang lalu, dalam sebuah Kongres Sumpah Pemuda, untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya diperdengarkan. Lagu yang kelak akan menjadi lagu kebangsaan yang mengiringi setiap langkah bangsa Indonesia lahir dari kejeniusan komponis muda bernama Wage Rudolf Soepratman atau biasa kita kenal WR Soepratman.
Banyak fakta menarik seputar sepak terjang Wage –begitulah panggilan akrabnya-. Meski tak itu mengangkat senjata, namun kehadirannya sangat merepotkan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Seperti apa? Dilansir dari Boombastis.com, berikut ulasannya.
Baca Juga: Beda Klaim dan Makna Revolusi Mental di Internal Jokowi, Mana yang Benar?
Nama Rudolf
Sekilas nama Rudolf menunjukkan bahwa Wage merupakan orang Belanda. Sebenarnya tidak. Ia hanya menggunakan nama Rudolf sebagai sisipan agar dapat mengenyam pendidikan kelas Eropa bersama warga Belanda dan Eropa lainnya. Namun rahasia ini terbongkar dan ia akhirnya pindah ke sekolah Melayu.
Mantan Anak Band
Keterampilannya bermain biola membuatnya membentuk band bersama kaka iparnya saat usianya masih 17 tahun. Nama band nya adalah Black-White Jazz Band dengan aliran jazz. Band ini cukup ternama di Makassar.
Pernah Jadi Wartawan
Wage menapak karir sebagai wartawan saat meninggalkan Makassr dan menetap di Bandung. Ia menjadi jurnalis untuk harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Selama menjadi wartawan, ia berjumpa dengan tokoh-tokoh pergerakan yang kemudian membuatnya membenci Belanda.
Baca Juga: Usai Amankan Kantor GP Ansor, Seorang Anggota Banser Meninggal
Penulis Berbahaya
Setelah menjadi wartawan, Wage menjelma menjadi penulis. Ia menulis buku berjudul Perawan Desa terinspirasi dari pergerakan tokoh Indonesia melawan penjajahan. Namun sayang, buku tersebut ditarik dari pasar oleh pemerintah kolonial karena dinilai provokatif.
Tertantang Bikin Lagu Indonesia Raya
Ternyata, Wage menciptakan lagu Indonesia Raya karena tertantang dengan tulisan di salah satu majalah yang menantang komponis untuk menciptakan lagu kebangsaan yag membangkitkan semangat rakyat. Ia kemudian menciptakan lagu tersebut pada 1924 dan diperdengarkan di Kongres Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Ia sempat dituduh menjiplak, namun mendapatkan pembelaan dari pengamat musik lainnya.
Baca Juga: Terbukti Langgar Aturan Iklan Kampanye, Bawaslu DKI: Tak Ada Sanksi Untuk Jokowi – Ma’ruf
Diawasi Belanda
Sepak terjangnya dinilai membahayakan sehingga Dinas Keamanan Hindia-Belanda mau tidak mau terus mengintainya. Ia kemudian dipenjara di Kalisosok, Surabaya, sebelum menghembuskan nafas terakhir beberapa hari kemudian.
Penulis: Raka Iskandar
Editor: Raka Iskandar
The post WR Soepratman, Anak Band yang Ditantang Bikin Indonesia Raya appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2OaTeV3
0 comments:
Post a Comment