Tuesday, November 13, 2018

Meski Diakui Dunia, Pengamat Ini Anggap Bandung-Surabaya Belum “Smart City”


Endra Kurniawan

MALANGTODAY.NET Kota Bandung dan Surabaya belum layak disebut sebagai smart city atau kota pintar. Hal ini karena dua kota tersebut belum bisa memberikan solusi mendasar bagi permasalahan kota pada umumnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Umum Ikatan Ahli Perencana (IAP) Bernardus Djonoputro sebagaimana yang dikutip dari laman kompas.

BACA JUGA: Bukan Puti Guntur Soekarno, Ternyata Ini Kandidat Kuat Pengganti Risma

“Saya kira masih terlalu jauh baik Surabaya maupun Bandung belum bisa memberikan solusi mendasar, contohnya seperti sistem transportasi massal,” ujarnya, Selasa (13/11/2018).

“Bandung dengan 3,5 juta penduduk dan Surabaya dengan 4 juta belum mempunyai sistem angkutan transit massal yang mumpuni,” imbuh dia.

Menurut Bernie, kedua kota tersebut baru memulai pelayanan warga yang berbasis teknologi atau internet, sehingga banyak pelayanan masyarakat yang menjadi lebih efisien.

Kedua kota itu, lanjut Bernardus, baru memulai perencanaan pekerjaan manajemen berbasis teknologi informasi saja.

Bernie memberikan contoh bagaimana sebuah kota dapat dikatakan sebagai smart city, adalah kota dengan perlintasan sejajar antara jalur kereta api dengan jalur pejalan kaki dan motor diminimalisasi, sehingga tidak saling bertabrakan. “Itu smart,” ucap Bernie.

Konsep kota pintar sebenarnya jauh lebih besar dibanding dari sekadar pelayanan berbasis IT. Konsep ini mencakup perencanaan fisik, ada desain, kebijakan pemerintah, hingga pendanaan, dan lain sebagainya.

“Kalau kemudian inovasi tersebut malah jadi mahal, atau nilai ekonomisnya dalam jangka panjang tidak tercapai, atau malah membebani APBD, maka tidak smart,” punkas dia.

Pernah mendapat pengakuan internasional terkait smart city

Padahal Kota Bandung dan Surabaya pernah mendapatkan pengakuan internasional terkait smart city.

Seperti Kota Bandung, salah satu penghargaan internasional pernah didapat dari Open Government Asia untuk reformasi dan transparansi pembangunan melalui smartcity 2017. Penghargaan tersebut ‘dipamerkan’ oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kala itu melalui akun instagramnya, Rabu (22/3/2017).

BACA JUGA: 5 Kisah Horor Legendaris Kampus ITB Bandung, Bayanginnya Aja Ogah!

Sedangkan surabaya sendiri pernah terpilih sebagai tuan rumah Indonesia International Smart City Expo & Forum Surabaya 2016 (IISMEX 2016). Ketua Umum Smart Indonesia Initiatives, Prof Suhono Harso Supangkat, CGEIT, melalui laman beritajatim mengatakan, Kota Surabaya dipilih sebagai tuan rumah karena berdasarkan pada indeks kota cerdas di Indonesia, Surabaya adalah “juaranya”.

“Surabaya menjadi tuan rumah dengan contoh-contoh riil seperti penanganan sungai, pengelolaan sampah nya. Itu merupakan contoh riil bagaimana sebenarnya membangun kota, dan bukan hanya di media sosial. Kita harus mendukung local content seperti yang telah dilakukan Bu Risma di Surabaya. Karena itu, forum ini penting untuk bertukar pikiran,” ujarnya ketika jumpa pers di Grand City Convex, Selasa (19/7/2016).


Penulis: Ilham Musyafa
Editor: Ilham Musyafa

The post Meski Diakui Dunia, Pengamat Ini Anggap Bandung-Surabaya Belum “Smart City” appeared first on MalangTODAY.

https://ift.tt/2B4NOry

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment