
MALANGTODAY.NET – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Penjaitan turut angkat bicara soal menteri pencetak utang. Ia menyatakan bahwa utang negara yang dihimpun dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi bukanlah utang konsumtif melainkan produktif. Artinya, utang tersebut digunakan untuk melakukan berbagai pembangunan infrastruktur negara.
“Jadi kalau ada orang yang bilang ‘Menteri Utang’, neneknya (yang) menteri utang,” ujar Luhut dikutip dari CNNIndonesia.com, pada Kamis (31/1/2019).
Luhut yang berkecimpun dalam dunia bisnis dan perdagangan mengungkapkan dirinya cukup memahami penggunaan utang. Menurutnya, dalam dunia bisnis utang diperlukan untuk membiayai kegiatan produksi yang dapat menimbulkan manfaat kedepannya yang lebih menguntungkan. Utang juga merupakan hal yang lazim selama perusahaan memiliki kemampuan untuk membayarnya.
Pembangunan infrastruktur diperlukan untuk menekan biaya logistik dan transportasi di Indonesia. Selain itu, Luhut juga menilai dengan pembangunan infrastruktur yang mumpuni akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Kementerian Keuangan mencatat utang yang dimiliki pemerintah pusat mencapai Rp 4.418,3 triliun hingga akhir tahun 2018 lalu. Jumlah tersebut meningkat hingga Rp 423 triliun dari tahun sebelumnya, yang hanya berkisar Rp 3.995,25 triliun. Utang negara bahkan diprediksi akan meningkat jingga 30,4 persen terhadap PDB pada tahun ini.
Persoalan utang negara ini kembali hangat diperbincangkan usai calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengolok-olok Menteri Keuangan dengan sebutan Menteri Pencetak Utang. Hal ini menuai berbagai tanggapan dari masyarakat luas. (KIS)
The post Soal Menteri Pencetak Utang, Luhut: Neneknya yang Menteri Utang! appeared first on MalangTODAY.
http://bit.ly/2HIfYy5
0 comments:
Post a Comment