
MALANGTODAY.NET – Berbanggalah kalian yang pernah menjadi bagian dari Universitas Brawijaya (UB). Tepat di hari Sabtu, (4/1/2019) ini kampus yang kalian banggakan tersebut memasuki usia 56 tahun.
Sebagai informasi, UB berdiri melalui ketetapan Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan no. 1 tanggal 5 Januari 1963. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis UB.
Melansir dari Wikipedia, nama Brawijaya diberikan khusus oleh Presiden Soekarno dengan harapan mampu gemilang seperti Raden Wijaya (Brawijaya I) selaku pendiri Kerajaan Majapahit sekaligus menjadi kampus kebanggan bangsa Indonesia.
Selama setengah abad lebih berdiri, UB menjadi salah satu kampus dengan mahasiswa terbanyak di Malang. Berdasarkan data yang pernah dihimpun oleh TIM MalangTODAY, setidaknya ada 22.687 mahasiswa baru yang masuk ke kota Malang pada tahun 2018 lalu.
Beragamnya asal daerah mahasiswa yang banyak itulah menjadi keunikan tersendiri bagi kampus yang dipimpin oleh Prof Nuhfil Hanani tersebut. Bahkan semakin hari, banyak stereotip menggelitik yang muncul para mahasiswanya.
Berikut sederet stereotip menggelitik soal UB yang MalangTODAY rangkum melalui sosial media!
1. Jangan sampai salah. Selain UB, kampus ini juga memiliki banyak singkatan lho.
UB
A: kuliah di mana mas?
B: UB pak
A: itu kampus mana?
B: Universitas Brawijaya pak
A: oh unbra…— novian khulluki (@noviankhulluki) January 16, 2018
*ketemu teman-teman nyokap*
B : Aduh ini anak gadis apa kabar ?
A : Baik tante hehe.
B : Kamu kuliah ya ? Kuliah dimana ?
A : Di UB tante.
B : Oalahh bagus ya di Universitas Bakrie. Jurusan apa ?
A : Ngg anu tante Brawijaya Malang.untuk ga University of Berkeley
— Rα (@aramadhnn) December 28, 2018
2. Pemakaian kata ganti ‘lo-gue‘ merupakan hal yang tak lazim di Malang, namun beda halnya di UB
UB > Aduh laper banget nih gue
UM > Peh, aku loouuuweee eg— novian khulluki (@noviankhulluki) January 16, 2018
Sodik punya cerita lain:
*di sebuah konferensi mahasiswa di luar jawa
…..
: Lu kuliah di UB juga?
: Iya Mas. Mas asli mana?
: Gw Tulungagung.
: Cuk! https://t.co/xJ0V33wcuR
— Sediksi | Portal Opini Santai (@sediksi) October 10, 2018
3. Bahkan mahasiswa UB dibagi dalam beberapa golongan tertentu
Kuliah di ub:
1. Golongan sosialita
2. Golongan misqueeennn (me)
3. Golongan pinter amat kelewat (beasiswa)— Dimas Agung (@Dmsagung08) December 22, 2018
4. Akan tetapi, tidak semua mahasiswa begitu kok. Contohnya mahasiswa yang satu ini.
Saya anak UB tapi kok lebih cocok masuk stereotype anak UM
— Ricky Irfandi (@RickyIrfandi) January 15, 2018
Di balik semua stereotip di atas, UB juga memiliki banyak prestasi. Seperti peringkat nasional perguruan tinggi non politeknik yang pernah secara resmi dikeluarkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Sejak tahun 2015-2018, UB selalu menempati peringkat ke-5 yang bersaing dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah MAda (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Ada juga penghargaan-penghargaan lain yang diakui secara internasional.
Selamat ulang tahun ke-56 dan sukses terus Universitas Brawijaya!
Penulis : Ilham Musyafa
Editor : Ilham Musyafa
The post 56 Tahun Berdiri, Sederet Stereotip Menggelitik Soal UB Ini Masih Ada Lho appeared first on MalangTODAY.
http://bit.ly/2F8iXNV
0 comments:
Post a Comment