Wednesday, January 2, 2019

Menimbah ‘Spirit’ Ong Hok Liong di Museum Bentoel


Ilham Musyafa

MALANGTODAY.NET Museum Bentoel merupakan salah satu bangunan kuno dan tempat bersejarah di Malang. Letak Museum ini sangat strategis dan dapat dijangkau. Letaknya di Jalan Wiromargo No. 32 Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.

Museum yang berlokasi tidak jauh dari arah sebelah barat Pasar Besar Malang ini dibuka untuk umum sejak tahun 1994. Kala itu dikelola sebagai media pembelajaran serta sebagai wujud penghargaan atas sejarah dan budaya.

Mengingatkan perjuangan seorang Ong Hok Liong

Adanya museum ini tidak dapat dilepaspisahkan dari sejarah industri rokok yang berkembang pesat kala itu. Pendiri perusahaan rokok Bentoel, Ong Hok Liong, telah menanamkan suatu prinsip penting dalam menjalani kehidupan.

Konsep penataan di dalam musem ini sangat bagus dan rapi. Di bagian belakang terdiri dari tiga ruangan, yaitu Ruang Brand Bentoel, tempat para pengunjung melihat deretan kotak rokok yang pernah diproduksi oleh PT Bentoel.

Ruangan Bentoel Kini merupakan kelanjutan dari pancangan sederetan kotak rokok dari sebelumnya.  Sedangakan pada ruangan tentang Bentoel Group pengunjung menyaksikan kiprah perusahaan Rokok Bentoel dalam perjalanan selama ini.

Pada museum Bentoel kita dihadapkan pada suatu memori masa lalu tentang kegigihan seorang yang bernama Ong Hok Liong. Salah satu nasihat terkenal yang keluar dari mulutnya ialah demikian, “Jadi orang harus mau melarat dulu, jangan lantas mau kaya saja.” Spirit ini keluar dari pengalaman kegigihan dalam menghadapi kerasnya hidup.

Awal mula terciptanya nama Bentoel

Bermula dari pengalaman perjumpaan Ong Hok Liong ketika mengunjungi Eyang Jugo di gunung Kawi. Saat itu, Ong Hok Ling bermimpi berjumpa dengan seorang pedagang talas (red. bentul). Setelah pulang dari, dia mengubah kemasan rokok Djeruk Manisnya dengan nama Bentoel.

Perjalanan industri rokok Bentoel bermula dari kegigihan dari Ong Hok Liongm bereksperimen pada tahun 1930 tentang meramu tembakau dan cengkeh. Pada saat itu  diberikan berbagai nama merek rokoknya, antara lain, Toerki, Kelabang, Boeroeng, Djroeh Manik dan kendang.

Sejak tahun 1935 baru diberi merk Tjap Bentoel, setelah Ong Hok Liong melakukan perjalanan spiritual. Menurut catatan yang dilansir dari Republika.co.id, Ong Hok Liong merupakan pria kelahiran Bojonegoro, 12 Agustus 1893. Ia Hijrah ke Malang dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan ekonomi. Awalnya ia berjualan kelontong seperti sembako dan sebagainya kepada masyarakat sekitar.

Ong Hok Liong tidak pernah menyerah dengan keadaan. Ia memulai kesuksesannya dari nol. Ia yakin bahwa untuk menjadi orang hebat, ia harus melarat. Pada museum Bentoel kita akan mencium nuansa perjuangan dari Ong Hok Liong dan kebijaksanaan hidup yang ia wariskan.

Beliau mengajarkan kepada dewasa ini bahwa hasil tidak akan mengkianati usaha. Maka, orang harus berakit-rakit dahulu, kemudian berenang-renang ke tepian. Dari Ong Hok Liong kita menyerap nilai kegigihan dan perjuangan.


Penulis: Arbianus Rivaldi
Editor: Ilham Musyafa

The post Menimbah ‘Spirit’ Ong Hok Liong di Museum Bentoel appeared first on MalangTODAY.

http://bit.ly/2R1TzQt

0 comments:

Post a Comment