
MALANGTODAY.NET – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang menyentil empati Presiden Joko Widodo atas keputusannya memberi remisi kepada otak pembunuhan wartawan Susrama menjadi 20 tahun. Hal itu disampaikan langsung saat aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Rabu (25/01/2019).
Seperti diketahui, salah satu wartawan investigasi Radar Bali, Anak Agung Gde Bagus Narendra Prabangsa, ditemukan tak bernyawa mengapung di pantai Goa Lawah. Setelah mengalami pengeroyokan yang didalangi oleh Susrama.
Dalam unjuk rasa kali ini, salah seorang orator aksi tersebut menanyakan Presiden Jokowi bagaimana jika keluarganya yang tiba-tiba menghilang. Mengingat kasus ini masih abu-abu secara hukum.
“Pak Jokowi, kalau keluarga kalian yang mengalami ini? bagaimana? pikirkan perasaan mereka yang kehilangan?”, tegas salah satu orator dalam unjuk rasa atas remisi pemberian remisi.
Mereka menganggap demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran. Mengingat, remisi yang akan mengurangi kurungan Susrama menjadi 20 tahun tidak dicabut.
“Remisi ini harus dicabut, ini membuktikan demokrasi mundur kawan-kawan”, semangat salah satu peserta unjuk rasa.
Sementara itu, dalam 20 tahun terakhir mereka menilai pemerintah masih berhutang 10 kasus pembunuhan jurnalis yang belum tuntas. Dengan begitu, AJI Malang mengaku gelisah jika pengurangan kurungan ke Susrama diberikan.
“10 kasus masih belum terselesaikan. Sekarang malah diberi remisi” teriak salah satu pengunjuk rasa disertai yel yel “cabut cabut cabut remisi cabut remisi sekarang juga”. (BOB/HAM)
The post Soal Remisi Otak Pembunuhan Jurnalis, AJI Malang Sentil Nurani Presiden appeared first on MalangTODAY.
http://bit.ly/2FYS7HM
0 comments:
Post a Comment